Powered by Blogger.
RSS

Holiday in Sawarna part. 2

Hari kedua di Sawarna.
Apa yang akan kami lakukan?
Hm, kami berniat menuju salah satu bagian pantai.
Gimana perjalanan kami dari pergi hingga sampai ke penginapan?
Check it out!


(Suasana Pantai dari bukit)

Menjelang subuh, beberapa dari kami terbangun, Aku pun begitu, mau pindah dari lantai ke tempat tidur. Suara dari lantai bawah amat berisik. Suara yang paling jelas adalah suara Tiwi. hihihiiii

Sekitar satu jam mataku terpejam, sudah ada yang melemparkan bantal ke arahku. ckckcckkk baru mejam juga. Si Usil ini bernama Rizal. Dia ngelemparin bantal ke arahku dan bilang untuk shalat subuh. Hahahaa dia mirip sama Ayahku (sedikit). Hm, gara-gara dia, Aku berasa lagi dirumah, dibangunin ayah buat shalat subuh. Jadi kepikiran lagi, kemungkinan kalo Aku punya kakak cowok, Hmm, kayak Rizal kali ya.. Usilnya ngebangunin orang dengan ngelemparin bantal hehheee

Bersama Ria, Aku berangkat ke masjid di dekat penginapan. Oh iya, bersama Duago juga ding. Di jalan menuju masjid, Aku dan Ria kembali bercerita menyambung cerita yang semalam. hahhaaa Setelah kembali lagi ke penginapan, Aku, Ria, Ncan dan Tiara mengobrol di dekat tempat tidur. Sekarang penghuni tempat tidur itu adalah Rizal.

Heheheeee.. Balas dendam pun dimulai. Begitu banyak bantal di tempat tidur, begitu pula banyaknya keinginanku untuk balas dendam ngelemparin bantal ke arah Rizal. Secara, dia tidur lagi setelah shubuh. ckckckkk Lucunya kalo dia beneran kakakku hahahhaa #MulaiMikirKakakCowokLagi

Setelah sarapan pagi, kami bersiap untuk berpetualang. Aku tidak tahu tujuannya ke mana, yang jelas ke Pantai. Ternyata, untuk mencapai tempat tujuan kami, kami harus berjalan mendaki gunung turuni lembah. Mana jalannya licin lagi. ckckckkkk


Saat hampir sampai di tempat tujuan, air minum sudah tidak ada, padahal cuaca sangat panas. Kekeringanlah kami. Aku dan Tiara beneran berasa hopeless. Sejauh mata memandang tidak ada kedai disekitar pantai. Oh iya, Dwi nemuin ikan harimau. Kata Duago, itu bahaya ikannya.

Melanjutkan perjalanan lagi, kami akhirnya bisa menemukan sebuah kedai di pantai tak bertuan ini. Kedai itu berhasil membangkitkan semangatku dan Tiara. Ketika melihat kedai, serasa kedainya itu bersinar... Huaaahhh... air air airrr...

Kami pulang melalui jalan yang berbeda. Hm, di jalan Ria dilarang sama Rizal buat ngomong. Katanya berisik. Kasian Ria... Padahal kalo denger Ria ngomong berasa ada orang gitu... Oya, jalannya huaaah beceknyeeee.. Licin..


Insiden di tengah jalan yang licin banyak. Sepatu yang dipakai Ria melekat pada tanah dan tidak bisa diangkat terjadi beberapa kali. So, aku yang berada di belakangnya membantunya. Lalu, Sendal Tiara yang jadi licin banget karena terkena becek. Sangking licinnya, Tiara terpelset. Lia juga tidak kalah, sepatunya licin, tetapi Lia masih bisa menghandlenya.

Ini dia yang namanya kerjasama. Kami semua saling bantu membantu. Kami menggunakan air minum kami untuk membilas sendal Tiara dan sepatu Lia dari becek. Meski masih lumayan licin hasilnya. Kak Erni bersedia menjadi Black Knight untuk Tiara dengan meminjamkan sendal gunungnya ke Tiara, sedang dia memakai sendal Tiara.

Akhirnya, jalannya pun berbatu-batu. tidak selicin sebelumnya, dan kami berhasil menemui rumah penduduk. Kami meminta air kepada penduduk untuk membersihkan sendal dan kaki-kaki kami. Selesai itu, kami kembali melanjutkan perjalanan hingga akhirnya kami sampai di penginapan kembali.

Sesampainya di penginapan, kami lalu berberes-beres karena kami harus meninggalkan penginapan pukul 11.00 WIB. Hm, rasanya masih ingin disini. Menikmati pantai dan kebersamaan ini. Andai saja bisaa, pasti akan menyenangkan sekali.


Perjalanan pulang lebih seru dibandingkan perjalanan pergi. Kau tahu kami sangat ngebut.. Wuuuussshhh! Sapaan angin dapat Ku dngar dengan jelas. Tapi ada saat yang sangat seru. Itu adalah adegan yang ingin Ku lakukan. Membentangkan tangan di sela-sela lajunya motor. Yes, I did it!

Pada saat pulang, Duago ngantuk. huuaaahh bahaya banget, mana lagi hujan lagi. jalanan licin banget. jadilah di sepanjang perjalanan aku berusaha mengajak dia ngobrol. tapi aku bingung ngobrol apa. Hmm... Akhirnya, ngantuknya pindah ke aku.. hahahaaa benar kata orang kalo ngantuk itu bisa pindah.

Oya, aku jadi inget adegan Duago dan Rizal hampir mau tabrakan. Secara, sejak perjalanan pulang mereka berdua kebut-kebutan. ngeri banget. Aku sama Tiara udah ketakutan dan terkejut gitu, eh, mereka berdua cuma tertawa-tawa aja. Hm, lucu apa? Kalo beneran nabrak, udah gak tahu gimana lagi deh.. Hufft!

Perjalanan pulang kami terpisah menjadi 3 kelompok. Aku, Lia, Duago dan Herry, satu kelompok. Rizal, Tiara, Kak Erni dan Ncan, satu kelompok. Dwi, Tiwi, Afif, dan Ria, satu kelompok. Kami melalui jalan yang berbeda-beda. Sudah deh! akhirnya kami sampainya pun gak barengan dan langsung menuju ke rumah masing-masing.

Setelah sampai kosan, yang Aku lakukan pertama kali adalah MANDI. Sumpah! Badan rasanya udah gak enak banget, Lenget. Aku mandi sampai-sampai sabunannya 3 kali dan shampoan 2 kali masa, karena udah ngerasa gak nyaman banget. Hm, setelah mandi, Aku berniat menunggu Ncan, untuk memberikan barangnya yang ada di Aku, tapi Aku malah ketiduran. Ya sudahlah ya, Namanya juga perjalanan panjang.

Semoga kedepannya bakal terus bersama.. ^_^


  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

0 comments: