Powered by Blogger.
RSS

Where are you? How are you? -Part 3- Finish


           (Tiga sahabat -Ayuk Sari-Rini-Fenny- Saat Bubar SD tahun 2010)

Aku memang tidak pernah pacaran dan tidak akan pernah pacaran. Itu memang prinsipku dan kau tahu itu. Mungkin kau lebih tahu diriku dibandingkan diriku sendiri. Karenanya disaat awal-awal kau selalu menyarankanku untuk pacaran, tetapi aku tidak menggubrisnya, dan mungkin kau lelah karena terus mem"push" ku tapi kau tidak mendapatkan respon yang kau inginkan.

Aku memang seperti ini. Dan lagi-lagi aku terlambat menyadarinya. Aku pikir, kau bisa menerima diriku yang seperti ini. Keteguhan diriku. Tapi mau dikatakan apalagi, nasi sudah menjadi bubur. Kau sudah terlanjur nyaman bersama Amanda dibandingkan aku. Meski begitu, aku selalu menunggu kedatanganmu ke rumahku lagi. Terus berharap kau yang akan menyadari bahwa orang yang  kau butuhkan ada di sisimu itu adalah aku bukan dia. Ya, aku hanya berharap sambil terus menatap ke rumahmu melalui jendela rumahku tanpa melakukan apa-apa.

Aku menyesal. Aku menyesal dengan pola pikirku yang sangat sempit. Berharap saja cih! Ketika aku merasa harapan itu tidak akan bisa terkabul, akhirnya aku menyerah. Aku menyerah menunggu kedatanganmu. Aku adalah sahabatmu yang bodoh. Bahkan terkadang aku malu untuk mengatakan diriku adalah sahabat sejatimu. Aku tidak pernah memperjuangkan persahabatan kita. Kaulah yang memperjuangkan persahabatan kita, sedang aku hanya diam menunggu, berharap dan berpikir bahwa kita akan tetap sama meski apapun yang terjadi. Aku tidak pernah memperjuangkannya.

Hingga kini, hari ini, saat ini, kau benar-benar sama sekali hilang dari kehidupan nyata ku. Aku merindukanmu. Aku tahu semua cerita tentangmu meski kau tidak pernah cerita. Aku masih punya kuping yang bisa mendengarkannya meski dari mulut orang lain.

Aku tahu kau berkuliah di salah satu PT Swasta. Aku tahu siapa pacarmu. Aku tahu kau juga bekerja di salah satu asuransi. Aku tahu kau selalu pulang sore bahkan malam. Aku tahu lebih banyak hal tentangmu, mungkin di luar apa yang kau duga. Hanya saja aku tidak pandai untuk mengungkapkannya.  Kau belum mengajariku tentang bagaimana aku harus bisa berinisiatif duluan, kau belum mengajariku tentang bagaimana aku harus berbicara lebih banyak, kau belum mengajariku bagaimana membuat nyaman seseorang saat ia terpuruk, kau belum mengajariku banyak hal. Kau belum mengajariku..

Kau tahu betapa aku merasa sangat terpuruk saat ku tahu apa yang terjadi padamu saat awal tahun 2012 ini? Aku merasa sangat menyesal tidak bisa membelamu. Aku sangat menyesal tidak bisa membuatmu nyaman. Aku sangat menyesal tidak bisa menjadi pendengar terbaikmu. Aku sangat menyesali ketidakpekaanku terhadapmu. Aku sangat menyesali semuanya.

Jika saja aku tidak pernah berpisah denganmu, tentulah kita akan melakukan lebih banyak hal bersama.
Jika saja aku tidak sebodoh ini, tentulah kita akan tetap saling berbagi makanan dan tempat tidur bersama.
Jika saja aku tidak setolol ini, tentulah kita akan terus menari dan bernyanyi bersama.
Jika saja aku bisa lebih memperdengarkan suaraku ini, tentulah aku tetap akan menjadi "tangan kanan"mu.
Jika saja aku bisa lebih membuka perasaanku padamu, tentulah kita akan terus berlari, berteriak, dan bermain di bawah derasnya hujan.
Jika saja aku tidak berpikir sempit, tentulah kita akan lebih banyak pergi bersama.
Jika saja aku lebih peka terhadap keadaan, tentulah, masalah seperti itu tidak akan pernah terjadi.

Ya, aku telah menyalahkan diriku sendiri dan memang ini juga salahku.

Saat ini aku ingin bertemu denganmu dan bertanya padamu,
Kenapa kau berhenti mengunjungi rumahku?
Bagaimana perasaanmu sebenarnya saat kita tidak bisa satu sekolah lagi?
Bagaimana teman-temanmu di SMA?
Apa kau bahagia?
Belakangan kau terlihat lebih manja dari biasanya, apakah kau sadar?
Siapa teman dekatmu, tempat kau berbagi cerita?
Siapa pacarmu sekarang?
Apakah kau sedang berantem dengan pacarmu?
Apakah dengan aku memilih menjadi single, aku tidak pantas menjadi temanmu?
Apakah kau mempunyai teman yang baik saat kuliah?
Bagaimana perkuliahanmu?
Kau sudah kemana saja? Kenapa tidak pernah mengajakku atau bercerita padaku?
Apa yang kau ingat saat hujan?
Kau pernah mandi hujan dengan orang lain?
Kenapa kau tidak pernah datang kerumahku saat aku sedang liburan kuliah?
Kenapa kau tidak cerita tentang masalah beratmu itu?
Apakah kau tidak percaya lagi padaku?
Kau tahu, aku tidak secengeng dan selemah dulu, apa kau masih mengira aku adalah rini yang berumur 10 tahun yang kalau digangguin akan menangis dan tidak pernah punya beban berat sehingga tidak bisa membantumu memikul beratnya masalahmu?
Apakah aku pendengar dan pemberi nasehat yang buruk bagimu?
Kau tahu aku dan keluargaku Alhamdulillah diberi rezeki yang lebih dari Allah, sehingga aku tidaklah semiskin dulu. Aku yakin kau tahu, lalu kenapa kau tidak pernah meminta atau meminjam uangku saat kau benar-benar butuh?
Kenapa kau tidak pernah nangis dihadapanku lagi?
Kenapa sangat jarang sms dari mu sejak aku SMA? bahkan dua tahun belakangan ini aku tidak mendapatkan satu pun sms darimu?
Kenapa kau selalu mengganti nomor Hpmu?
Kenapa FB mu tidak bisa aku temukan? Kau mematikannya atau kau mem-block ku?
Kenapa kau pindah rumah tanpa memberi tahuku?
Apakah kau masih menganggapku sahabat sejatimu? Aku sahabatmu kan?

Kau tahu, seringkali di setiap tawaku, di setiap senyumku, disetiap candaku, disetiap tingkah lakuku, di setiap kata-kataku, ada dirimu disana.
Seolah-olah aku ingin mengatakan padamu tentang hal seperti itu dulu. Seolah-olah aku ingin memelukmu seperti aku memeluk temanku disini. Seolah-olah aku ingin berbagi kebahagiaan denganmu seperti yang aku lakukan sekarang. Seolah-olah aku ingin membelikanmu es krim ketika kamu sedang bersedih. Seolah-olah aku ingin lebih bermanja-manja denganmu.
Ya, seolah-olah.. karena aku tidak pernah melakukannya dengamu dulu.
Menjadi sosok yang sangat dingin, kaku, cengeng, rapuh, sok kuat, tidak ada beban, hidup lurus-lurus aja, itu adalah sosokku yang dulu.
Sekarang aku ingin menunjukkan padamu, bahwa aku, sahabat kecilmu ini sudah menjadi lebih dewasa.
Kau, kaulah yang membuatku seperti ini.
Bagaimanapun keadaanmu, kamulah guru yang mengajarkanku banyak hal untuk pertama kalinya. Kamulah orang yang menginspirasiku. Karenanya, Dirimu adalah sosok yang selalu ingin ku temui.
Kau selalu tinggal di hati dan pikiranku.
Ya, dirimu, Ayuk Sari (Diana Sari)..

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

0 comments: