Powered by Blogger.
RSS

Where are you? How are you? -Part 2-


          (Tiga sahabat -Ayuk Sari-Rini-Fenny- Saat Bubar SD tahun 2010)

Ketika kita akan kelulusan SD, aku mati-matian belajar karena dipaksa sama ibuku. tapi kita tidak kehilangan banyak akal. Ditengah belajarku pun ada dirimu. Aku membaca buku pelajaran, sedang kau bermain pingpong bersama Yoki. Selain itu kita juga membentuk belajar kelompok yang mana setiap malamnya kita belajar. Yah, kita memang bukan golongan anak yang pintar di kelas, hanya siswa yang biasa-biasa saja. Tapi hasil dari apa yang kita usahakan tidaklah sia-sia, terutama bagiku. Aku meraih peringkat kelima NIM tertinggi se -sekolah kita. Bukankah itu prestasi yang sungguh mengejutkan untuk seorang siswa biasa? Ya, dan kau mengucapkan selamat dengan gembira, seolah kau yang meraih prestasi itu. Aku tidak tahu sebenarnya bagaimana perasaanmu. Benarkah kau sangat gembira, ataukah di hatimu terbesit peraan khawatir atau cemburu padaku. Aku tidak tahu, karena kau selalu menunjukkan muka bahagiamu.

Meraih NIM yang diluar ekspetasi, juga mengarahkanku ke SMP yang diluar ekspetasiku juga. Sebelumnya, kita berjanji untuk sama-sama memasuki SMP N 8. Tetapi, banyak guru-guru yang menyarankanku untuk masuk ke SMP Favourite saja karena NIM ku yang tinggi. Saat aku mengutaraknnya padamu, kau sangat mendukungku dan kita berjanji bersama untuk mendaftar ke SMP N 4 bersama, tentu saja Fenny (Tri siah), Yoki (Saputra), Chandra (Pradipta), dan Antony (Sibarani) juga. Beberapa saat setelah pendaftaran dibuka, namamu dan Antony sudah dibawah garis merah dan artinya kau harus pindah mendaftar ke SMP lain. Kau dan Antony memilih SMP N 8.

Jujur, sejujurnya meski aku bahagia bisa masuk SMP yang didambakan banyak orang ini, ada terbesit kesedihan di hati ini. Mungkin karena kita selalu terbiasa bersama, tapi sekarang kita akan terpisah oleh karena sekolah yang berbeda. Aku merasa bersalah, aku tidak bisa menepati janjiku untuk satu sekolah denganmu. Dengan senyumanmu, kau meyakinkan keputusanku masuk SMP itu dan meyakinkanku bahwa kau akan baik-baik saja disana.

Seharusnya aku lebih peka, tidak selalu bergantung dengan ucapanmu saja. Aku membohongi hatiku sendiri. Berkata bahwa persahabatan kita akan terus sama sampai kapanpun, meski ada yang mencoba menghalanginya. Percaya bahwa takdir memang akan selalu menyatukan kita. Membiarkan persahabatan ini mengalir seperti air. Tapi, sepertinya aku lupa, bahwa secara alami, air selalu mengalir ke bawah, tidak pernah ke atas.

Kau, setiap hari datang ke rumahku untuk "melaporkan" kegiatanmu di sekolahmu yang baru. Seperti biasa, aku hanya akan menjadi pendengar terbaik untukmu. Aku baru bercerita ketika kau bertanya. kau bercerita banyak hal. Mulai dari yang menyedihkan sampai yang membahagiakan. Tapi dibalik itu semua, aku sangat tidak peka akan apa maksudmu. Mengapa kau selalu mendatangi rumahku setelah pulang sekolah dan bercerita tentang teman-temanmu di sekolah? Cemburu, itu yang kurasakan. Tapi aku juga lega, karena kehidupanmu tidak banyak jauh berubah. Kau akan selalu menjadikan aku "tangan kanan"mu kan? Sahabat yang paling kau sayangi dan sangat berharga bagimu, iya kan?

Untuk pertama kalinya, kau datang padaku dan mengatakan ada cowok yang menembakmu dan kau bingung apakah kau akan menerimanya atau tidak, karena kau masih menyukai "teman sekelas di SD" dulu. Tapi, esoknya kau berkata bahwa kau harus mencobanya dulu. Dan begitulah, kau akhirnya berpacaran dengan cowok itu. Kau selalu meceritakan ketika kau jalan-jalan dengan cowokmu. Betapa bahagianya kamu saat itu. Kau juga meminta saranku ketika kau sedang berantem dengan cowokmu. Kau berkata bahwa aku adalah pendengar dan pemberi nasehat terbaikmu.

Tapi intensitasmu datang ke rumahku semakin berkurang. Aku mengira bahwa kau memang sibuk dengan sekolahmu, seperti aku atau kau sedang jalan-jalan bersama cowokmu. Dan aku tidak mengambil pusing hal itu. Ingin rasanya datang ke rumahmu dan menyapamu, tapi pikiran ini selalu berkata bahwa kau sedang tidak ada di rumah atau kau sedang sibuk. Aku terlalu tidak terbiasa untuk bergerak duluan.

Hingga akhirnya perlahan tapi pasti kau semakin jarang datang kerumahku. Kau hanya sekali-kali datang dan menceritakan jika kau ada masalah dengan temanmu atau ketika kau putus dengan pacarmu atau ketika ada cowok lagi yang PDKT denganmu. Kau tidak pernah bercerita tentang hal-hal yang kau lakukan di sekolah setiap hari. Dan dengan bodohnya aku menganggap itu hanya karena mungkin di sekolah tidak ada hal yang berbeda dari sebelumnya. Aku tidak pernah bisa memulai bertanya duluan tentang topik yang baru. Hanya bisa mendengarkan dan memberikan nasehat padamu.

Kita berdua menyatakan dengan jelas bahwa kita sama-sama sibuk dengan urusan sekolah kita masing-masing. Sekalinya kita bisa berkumpul kembali, ada-ada saja yang kita lakukan. Misalnya kita mencoba menari dan mengingat gerakan tarian backstreet boys yang pernah kita tarikan. Tentu saja, kau sering kali lupa dan aku yang sering mengingatkanmu.

Di lain waktu, kita memiliki waktu luang yang cukup banyak. Kau mengajakku untuk maskeran bareng Rifqa. Kita membeli timun dan memarutnya. Kemudian kita taruh hasil parutanya ke muka kita. Ini saat pertama kali aku melakukan maskeran dan lagi-lagi kau yang mengajarkanku suatu hal baru. Kita maskeran hingga ketiduran hampir dua jam. Di lantai dua rumahku. Setelah kita terbangun, kita menggunakan air timun untuk membersihkan muka kita bersama. Kebersamaan yang lama tidak kita lakukan.

Di waktu yang lain, kau datang ke rumahku. Kita mengajak Fenny dan Rifqa ke lantai 2 rumahku. karena kamar mandi di lantai 2 ku tidak digunakan karena belum selesai dibangun. Kita masuk ke kamar mandi itu dan duduk di pinggirannya, mengambil posisi masing-masing, seoalah kita berempat adalah artis yang sedang syuting MV. Kemudian kita mulai bernyanyi. Banyak lagu yang kita nyanyikan. Dari siang hingga sore kita bernyanyi. Pop, dangdut atau genre musik yang lainnya kita nyanyikan.Sampai-sampai tentangga bilang kau suara kita kedengaran sampai luar. Tentu saja, karena kamar mandi itu masih kosong sehingga suara kita menggema hingga terdengar sampai ke luar.

Jika membicarakan tentang menyanyi, aku teringat saat 17 Agustusan. Aku lupa itu saat umur kita berapa. Kau mengajakku trio di puncak 17 Agustusan, dimana setiap  hari itu di RT kita akan diadakan oragan tunggal dan banyak orang akan bernyanyi dan menari. Kau tahu bahwa aku bukan orang yang bisa show off di depan orang banyak. Aku adalah orang yang sangat pemalu. Tapi kau tetap ingin aku berada di atas satu panggung bersamamu dan Rifqa. Beberapa hari sebelum kita "konser", kita berlatih karaokean bertiga. Lagu yang akan kita nyanyikan adalah lagu dangdut dengan judul hidup penuh liku-liku. Bukan hanya nyanyi, kita juga berlatih koreografi agar performa kita keren. Kau selalu memilihku ada disisimu kan? Aku pun begitu.

Hm, ketika untuk pertama kalinya aku punya Hp, N7610, aku sama sekali tidak mengerti bagaimana cara menggunakannya, selain sms dan telepon. Hp mu saat itu N6600. Kau mengajariku bagaimana menggunakan Hp ku. Mengajariku bagaimana mengganti tema, mengirim lagu, dan masih banyak lagi. Lagi-lagi kau mengajariku hal baru.

Oya, Kau ingat ketika kita pergi berbelanja bareng? Aku menyadari banyak hal saat itu. Pertama, kau sering memberiku nasehat tentang apa yang harus ku beli, karena jujur aku masih sangat polos dan lebih suka jika kau yang memilihkan barang untukku. Kedua, kita kadang sekali-kali masih sering membeli barang yang sama. Ketiga, saat menyeberang jalan, bukan aku yang memegang tanganmu lagi, tapi kau yang memegang tanganku, berbeda dari saat kita kecil dulu.

Suatu hari aku menyadari, bahwa kau telah diambil oleh seseorang yang bernama "Amanda" dari sisiku. Kau lebih sering bermain ke rumahnya dibandingkan ke rumahku. Kau lebih sering pergi dengannya dibandingkan denganku. Ntah apalagi yang telah kalian lakukan bersama. Tapi satu hal yang aku tahu "status"ku adalah salah satu alasannya kau lebih memilih ke rumahnya dibandingan ke rumahku.

Ya, Aku emang selalu Single. Jarang sekali menunjukkan keinterestan ku ke lawan jenis. Aku yang masih kekanak-kanakan karena aku sangat sering bermain dengan anak kecil di sekitar rumah kita. Setiap malam minggu, kau pergi dengannya atau pacarmu, sedang aku hanya bermain bersama anak-anak kecil atau menonton TV di rumah. Ya, aku tidak sama sepertimu. Mungkin kau lebih nyaman dengan Amanda, yang sama sepertimu, bukan aku yang tidak pernah tahu dan merasakan apa itu pacaran.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

0 comments: