Powered by Blogger.
RSS

Where are you? How are you? -Part 1-


(Tiga sahabat -Ayuk Sari-Rini-Fenny- Saat Bubar SD tahun 2010)

Terkejut, ketika ku memeriksa timeline facebook.
Ku melihat sebuah status, yang mana foto si-empunya itu sangat mirip dengan mu. Ya, kamu yang selalu ku cari.

Ketika melihat foto itu, harapan muncul. Berharap itu benar adalah account facebook mu yang telah lama hilang, tidak pernah aku temukan lagi. Begitu pula sosokmu. Tapi, sepertinya rasa rindu ini tidak diizinkan untuk cepat berlalu.

Engkau adalah sosok yang selalu aku kagumi, dari kita masih kecil. kau ingat? Setiap hari kita bermain bersama. Kau selalu mengajakku kemanapun kau pergi. Datang kerumahku dan selalu menarikku kemana-mana. Kau, yang mana orang tuamu ketika itu lebih berada dibandingkan keadaan keluargaku, selalu membelikan makanan untukku. Apa yang kau beli, kau berikan juga untukku. Ketika aku sedang sakit, kau adalah teman pertama yang selalu disampingku, menemaniku.

Kau ingat? Ketika kau pertama kali mengajarkan aku bagaimana pergi ke pasar tradisional tanpa orang tua. Ya, saat itu kita masih kelas 5 SD. Hanya kita berdua. Kau menuntunku, tidak pernah melepaskan tanganku. Kau ajariku apa itu tawar-menawar. Dan kau ajariku bagaimana cara menyeberang jalan raya, menggandengku dengan erat.

Aku bukan tipe orang yang banyak bicara. Tapi kau selalu berusaha membuatku mengeluarkan suara ini.  Kau jualah teman yang pertama membuatku menangis. Bukan karena tersakiti oleh ulahmu, tapi tersakiti karena kau tersakiti. Kau jualah yang menghapus air mata ini dengan sentuhan lembut, pelukan hangat, dan kata-kata yang menyejukkan hatiku. Tapi, aku bukannya berhenti menangis, tangisku malah semakin menjadi-jadi.

Mungkin kau tidak tahu hal ini, tapi dari dulu ingin sekali ku beritahukan kau sebuah rahasiaku. Rahasia yang mungkin hanya Fenny yang tahu diantara kita bertiga. Ya, aku tidak menceritakkannya padamu, karena itu akan merusak hubungan kita, aku pikir.

Kau ingat, ketika kecil kau pernah bilang kau suka dengan seorang teman sekelas kita. Sebenarnya, jauh sebelum kau mengatakan itu, aku sudah lebih dahulu mengaguminya karena kebaikan dan kepintarannya. Tapi, setelah mendengarmu, aku hanya bisa membungkam mulutku dan mendukungmu sepenuhnya hingga saat ini. Tenang, sekarang aku tidak punya perasaan apa-apa lagi.

Kau masih mengingatnya bukan, bahwa kau selalu menjadikanku tangan kananmu? Orang kedua disetiap permainan, setelah dirimu. Ibaratnya jika kau menjadi putri yang paling cantik, kau memberikan posisi putri tercantik kedua kepadaku, tidak kepada orang yang lain. Ketika kau mulai memasuki TK, aku kesepian dirumah. Ya, aku tidak bisa masuk TK karena keadaan ekonomi keluargaku. Ntah karena kau kesepian juga sepertiku atau kau memang tahu bahwa aku kesepian, kau seringkali mengajakku ke TK mu, menyuruhku menunggumu dihalaman TK. Dan ketika bel istirahat berbunyi, kamu mengajakku bermain bersama teman-temanmu. Kau kenalkan aku kepada teman-temanmu dengan bangga. Seolah kau mengenalkan seseorang yang sangat berharga bagimu. Aku sangat senang.

Lalu, kau masih ingat, aku bukanlah penari yang baik. Aku bahkan tidak bisa menari. Lalu kau ajari aku menari. Tarian india, adalah tarian yang pertama kali kau ajarkan kepadaku. Kuch kuch hota hai. kau menjadi Tina, dan aku menjadi Anjali. Kita menari bersama, tidak memikirkan bahwa gerakan kita kaku, hanya mencoba bersenang-senang dan melakukan yang terbaik. Lalu, ketika kelas 6 SD, kita bertiga, bersama Fenny belajar tarian Backstreet boys, lalu setiap malam minggu, di jalanan depan rumah kita, kita menari banyak tarian. melatih ke kompakkan kita. Dan oh ya, saat SMP, ketika kau sudah diajari Tari Persembahan Bengkulu, dan aku belum diajari. Akhirnya kau juga yang mengajariku duluan. Lagu dan tariannya, setiap malam di rumahku.

Ketika SD, uang jajanku hanya Rp 300,00 dan uang jajanmu Rp 1.000,00. Karenanya aku jarang sekali jajan di kantin sekolah. Aku lebih memilih menabung. tapi kau dengan royalnya membelikanku gorengan di kantin. Bahkan jika saat pulang sekolah, terkadang kau membelikanku pentol bakso.

Ketika di kelas kita disuruh membuat kelompok. Kau selalu mengajakku. Ketika belajar kelompok, kau turutkan aku. Ketika di RT kita punya lapangan Pingpong, kau ajari aku bagaimana memainkan pingpong. Ketika di RT kita mulai ada lapangan badminton, kau seringkali menjadi lawanku saat bermain single dan menjadi pasanganku saat kita bermain double. Selalu melompat riang ketika kita berhasil mencetak angka bersama, sambil bergaya lucu dan memamerkan ikat rambut yang kita pakaikan dipergelangan kiri tangan kita.

Kita sering kali membeli dan memakai barang yang sama. Ikat rambut kita bentuknya sama, hanya warnanya yang beda. Bando kita pun begitu. seringkali kita juga memakainya dengan gaya yang sama. Kita seperti anak kembar yang tak sama.

Masih tidak kau ingat? Saat hujan turun dengan deras, kita mandi hujan bersama. mengelilingi kompleks rumah, sambil berteriak-teriak. Memainkan tanah liat yang becek. Membuat beberapa bentuk atau saling melempar. Kita juga sering di teras rumahmu yang basah oleh air hujan, malakukan pose meluncur seperti yang ada di film kuch kuch hota hai, adegan Rahul dan Anjali meluncur di lagu koimilgaya. Kita menari-nari dibawah hujan yang turun. Semuanya terasa saat indah, ya saat hujan turun.

Bersama? Banyak hal yang kita lakukan bersama. Mandi bersama. Makan bersama. Bermain bersama. Menari bersama. Menyanyi bersama. Bercerita bersama. Tidur bersama. Pergi dan pulang sekolah bersama. Bersepeda bersama. Belajar kelompok bersama. Jajan bersama. Nonton bersama. Masak bersama. Belanja bersama, dan masih banyak lagi moment-moment bersama yang kita lewati. Ingatkan kamu akan saat-saat itu?

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

0 comments: