Powered by Blogger.
RSS

The End of September Ceria part. 2 - Finish-

-Setelah bercerita tentang harapanku yang belum terkabul, aku akan menceritakan akhir September yang tidak aku sangka bakah terjadi.-

Aku lupa ntah itu seminggu atau dua minggu sebelum akhir September, Lia tiba-tiba SMS untuk pergi jalan-jalan ke Curug Seribu di akhir September ini (3009). Lia bilang ini untuk pembubaran panitia IWC 3, tapi Dwi bilang ini Tafakur Alam, dan aku bilang ini adalah jalan-jalan.

Malam minggu itu, aku menggosok pakaian hingga jam 10 malam. aku udah memisahkan pakaian yang akan aku kenakan untuk pergi jalan-jalan besok. Rok hitam, baju abu-abu, kardigan merah dan jilbab merah serta jaket biru dongker. Aku memilih warna merah karena aku ingin mengakhiri September Ceria ini dengan perasaan suka cita dengan memakai warna yang aku suka sama ketika aku berulang tahun (pake baju warna hijau).

Jadi, dari yang diundang buat ikutan pergi, yang jadi pergi itu aku, Lia, Tiwi, Ncan, Affan, Dwi, Lingga, dan Zein. Kami janjian ketemu di Bolevard samping FKM jam 09.00 WIB. Aku berangkat dari kosan tepat jam 09.00 WIB, karena aku tahu bakal ada yang ngaret (lirik Lingga). Dan akhirnya kita baru berangkat jam 11.00 WIB karena Lingga yang gak jelas alasannya.

Perjalanan ke Curug Seibu dari Depok cukup melelahkan, kita harus duduk di motor kira-kira dua jam. Terus setelah sampai di gerbang curugnya kita masuk dengan HTM Rp 10.000,00 per motor. Itu ternyata masih jauh dan ternyata juga di sana bukan hanya ada Curug Seribu loh, ada curug-curug lainnya. Cuma kata Dwi, Curug Seribu yang paling bagus. Dan emang bagus. Selain bagus tempatnya, bagus juga pengalamannya berjalan kaki naik gunung turuni lembah sepanjang kira-kira 2 km (katanya).


Sesampainya kami di Curug Seribu, aku berdecak kagum melihatnya. memang kalau dilihat dari airnya, aku lebih suka yang di Nglirip, karena warna birunya bagus, tapi kalau dari suasananya, aku lebih suka Curug Seribu karena alam nya terasa banget. Aku bisa dengan jelas mendengar gemercikan air yang jatuh dan aroma hutan yang sangat khas.

Ketika akhirnya kami sampai dibawah dalam keadaan lapar dan hanya membawa snack aja, itu rasanya tidak terlalu jadi persoalan. Yang jadi persoalan adalah kami semua bingung mau main apa. Akhirnya kami memutuskan untuk truth or truth. Pertanyaannya adalah siapa PT IWC yang paling kalian sebelin dan Alasannya. Dari 7 orang itu aku dapet 3 vote dan Dwi dapet 4 vote. Yang ngasih Vote buat ku itu Dwi, Zein, dan Affan, alasan mereka simple. Karena kalau aku diam atau lagi cemberut, atau lagi marah, aku gak senyum dan gak bisa ngontrol mimik muka, jadi kelihatannya lebih "serem". Mereka bilang aku harus lebih banyak senyum.. Okelaaaaahh...^^



Waktu pulang, sungguh capek sekaleeee.. Kaki udah gemetaran, mana ditambah lagi hujan, dan yang lebih parahnya adalah aku belom makan nasi dari pagi. Hm, udah ada tanda-tandanya bakal sakit. dan akhirnya ya, beneran kejadian deh. Malu banget rasanya saat harus merepotkan teman-teman semua, terutama Lingga, Dwi dan Zein. Aku dan Tiwi kecapean dan mereka nemenin kita jalan belakangan. Aku sangat berterima kasih ke Lingga yang sepanjang perjalanan selalu disampingku dan menjagaku biar gak jatuh atau kepeleset. Dia juga gak ngeluh, bahkan dia marah waktu aku bilang terima kasih. Dia bilang toh, dia gak ngelakuin apa-apa, cuma jalan bareng aja. Hm, padahal dia sempat nolongin aku waktu mau kepeleset dan selalu setia bilang jangan nginjek pinggir batunya Rin, ntar kepeleset atau jalannya ditengah Rin. hehehee makasih Lingga.. ^^

Setelah kami akhirnya berkumpul kembali, Hm tentu saja hal yang paling utama dilakukan adalah 'memeras jaket dan pakaian" hahahhaaa. Ntah aku lupa inisiatif siapa, akhirnya masing-masing dari kami memesan teh manis hangat dan indomie. Dan aku tahu, ini bakal berakibat buruk buat diriku sendiri dan emang iya, mulai merasakan yang tidak-tidak. Akhirnya aku nelpon Ayah, dan rasanya lebih tenang. Emang obat yang paling mujarab itu sebenarnya keluarga.

Hujan reda ketika kami selesai sholat maghrib dan akhirnya kami pulang melewati jalan yang gelap, becek dan licin. Tiwi menggandeng tanganku karena sepatu yang dia pakai cukup licin. jadi berasa kayak mau nganterin Tiwi nikahan hahahaa...

Dijalan pulang, ada insiden sedikit yaitu kami kepisah-pisah. Aku dan Dwi udah di depan dan menunggu semuanya di jalanan KSU. Finally, kami berkumpul lagi dan makan malam bareng lalu langsung pulang ke tujuan masing-masing. Makasih banget buat Dwi yang udah bersedia PP bareng aku.. #lebay mode ON.

Akhir September Ceria yang complicated ya. Ada dukanya, ada juga sukanya. tapi aku bersyukur atas semuanya yang diberikan oleh Allah. Aku juga bisa mengakhiri dengan senyum dan mengawali Oktober dengan kaki pegal-pegal, demam, flu, batuk dan harus ke PKM secepatnya (saran Ayah).

Bye Bye September Ceria. Hope we will meet again next and next and next and next years...
Please watch me be adult... ^^

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

0 comments: