Powered by Blogger.
RSS

Tersentuh untuk kedua kalinya (Memories of IWC 3) Part. 5


Ada hal yang belum pernah aku lakukan saat IWC 2. Hal itu adalah melihat sunrise dari Bukit Bayi. Awalnya aku tidak tertarik sama sekali untuk melihatnya, tetapi aku bingung mau melakukan apa setelah sahur bersama. Jika tidur lagi, kemungkinan akan kerasa cepet haus ketika bangun nanti. Jadilah di suatu pagi aku ikut bersama Dina dan teman-teman yang lain untuk jalan-jalan dan melihat sunrise dari Bukit Bayi.


Sambil menunggu matahari terbit, Dina dan beberapa anak Nganget mengambil batu kapur dan menulis-nulis di aspal. Aku pun tak mau ketinggalan kegiatan mengasyikkan itu. Aku segera mengambil batu kapur dan menulis bahkan aku menggambar kotak-kotak di aspal. Aku tidak ingat berapa kali aku melihat sunrise di Nganget, tetapi banyak hal yang tidak kalah menyenangkannya saat pagi hari.

Ada empat waktu pagi yang paling aku ingat. Pertama saat melihat sunrise bersama Dina, Ria Afif dan anak-anak Nganget lainnya. Kenapa aku ingat? Karena kita berfoto-foto saat itu. Kedua adalah saat ingin melihat sunrise, terus Affan dan beberapa teman lainnya datang menyusul kemudian kami semua berjalan mendaki gunung turuni lembah, menyeberang kali kecil juga dan seingatku ada momen Tiwi jatuh terpeleset. Ketiga adalah saat aku sendirian yang bangun dan pengen keliling desa, Dwi datang menghampiriku dan mengajak jalan-jalan ke belakang Nganget. Sebenarnya agak khawatir juga karena Dwi bilang dia juga belum pernah melewati jalan itu. Aku bisa melihat seluruh desa dari Bukit berkapur di belakang desa, yang kemudian aku datangi lagi saat akan melakukan games campers. Pagi yang tidak bisa aku lupakan adalah saat berpamitan dengan seluruh warga Nganget dan Panti.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

0 comments: