Powered by Blogger.
RSS

Traveling&Reuni : Kota Jogja - Gn. Prau - Dieng - Pantai Goa Cemara (Part. 11)

Perjalanan Pulang Ke Jakarta


Pagi itu, sekitar pukul 03.00 WIB, aku dan Ria terbangun. Usai melaksanakan shalat Tahajud, kami berbincang-bincang sejenak. Ria bilang kalo aku semalam tidurnya nyenyak banget, sampai fase 3 katanya. Jadi ceritanya, malam itu aku dan Ria masih asyik ngobrol-ngobrol, pada saat Ria balik badan terus ngeliat aku, eh ternyata akunya udah tidur. Aku siy emang ngakuin, aku gak nyadar gitu udah tertidur (yaiyalah yaa). Tapi senangnya bisa tidur sepulas semalam. Rasanya enak banget deh. Rasa yang aku rindukan kala sedang ada di Depok.

Baru sebentar ngobrol, Adzan Shubuh sudah memanggil. Maklum Adzan Shubuhnya jam 4 lebih dikiiit. Kami berdua pun langsung shalat. Usai shalat, aku bergegas mandi pagi. Meskipun dingin, tetap menyegarkan. Setelah aku mandi, Ria pun mandi. Sekitar pukul 05.00 WIB, kami sudah siap berangkat menuju terminal Giwangan.


Setelah pamitan sama Bulek, aku dan Ria bergegas ke depan, berharap akan mendapatkan tumpangan warga. Lagi-lagi dengan bermodalkan jari, kami mencoba memberhentikan berbagai kendaraan bermotor. Hingga akhirnya ada seorang Ibu berkendara motor yang baik hati berhenti. Ibu itu sebenarnya gak bermaksud ke Srandakan, tapi ibu tersebut mau mengantarkan aku ke Srandakan. Beginilah emang budaya di desa yang gak pernah buat kita gak kagum.

Aku dibonceng ibu tadi, yang belakangan setelah kenalan aku ketahui namanya adalah Ibu Siti Rokhmah. Beliau tinggal di bagian selatan Dusun Babakan. Sambil menikmati angin pagi, aku mendengarkan bu Siti bercerita mengenai keluarganya. Bu Siti tinggal sendirian. Beliau punya anak kalo gak salah 4 orang.  Ada yang Twins loh anaknya. Terus sudah punya cucu kalo gak salah 11 Orang. Beliau cerita banyak hal hingga akhirnya beliau bilang ke aku kalo aku main ke Babakan lagi, aku diminta main ke rumah beliau. Kata bu Siti, beliau akan menyajikan makanan yang enak kalo aku main ke rumah beliau. Baiknya Bu Siti. Insya Allah kalau aku ada umur dan rezeki, aku akan main ketempat ibu. Mudah-mudahan bisa ya Allah. Aamiin ya Rab.

Ketika sudah terlihat jembatan, tanda bahwa Srandakan sudah mulai dekat, Bu Siti berpesan banyak hal padaku. Beliau juga berdoa banyak sekali untukku. Aku sangat terharu. Padahal baru bertemu beberapa menit saja, aku sudah seperti kenal lama dengan Beliau. Setelah aku turun dari motor, kembali beliau mengatakan agar aku nanti datang lagi dan berkunjung ke rumah beliau.  Ku balas dengan menyalami beliau dan mengatakan terima kasih dan Insya Allah, doakan saja bu.

Aduhaiii, inilah kenapa aku gak bosan-bosan masuk ke desa, gak bosan-bosan pergi kesana kemari. Mungkin bagi orang lain hanya akan menghabiskan uang dan waktu. Tapi, bagiku ini lebih dari sekedar itu. Begitu banyak hal yang aku dapatkan. Allah itu benar-benar Luar Biasa. Sang Pencipta yang tiada tandingannya. Pertolongannya juga luar biasa. Kalo saja kita sedikit bisa melihat lebih dekat, gak akan pernah bisa mulut berhenti untuk mengucapkan rasa syukur. Alhamdulillah, Subhanallah, Allahu Akbar.

Setelah bertemu Ria kembali di Srandakan, kami menaiki mini bus menuju Terminal Giwangan. Selama perjalanan, mataku dan mata Ria tertutup menikmati saat-saat tidur di mini bus ini. Terutama aku, entah kapan lagi aku akan menaiki mini bus ini ketempat Ria. Gak banyak pembicaraan antara aku dan Ria di mini bus itu hingga kami tiba di terminal Giwangan.

Perjalanan kami lanjutkan dengan menaiki Trans Jogja 4A lalu turun di halte malioboro menyambung Trans Jogja nomor 3A. Sambil menunggu Trans nomor 4A, kami ngobrol-ngobrol. Ternyata pegawai Trans memperhatikan kami. Kami ditanya dari mana dan banyak hal. Akhirnya kami ngobrol-ngobrol dengan pegawai-pegawai Trans Jogja hingga bus yang ingin kami naiki datang. Setelah pamitan, kami meneruskan perjalanan kami.

Pindah bus dengan membawa Carier emang susah-susah gampang. Belum lagi dilihatin sama sekitar. Terus akunya juga gak mau ngelepasin cariernya barang sebentarpun. Hahahaaaa. Aku dan Ria tidak banyak bicara saat itu. Kami hanya fokus dengan target harus sampai stasiun tepat waktu.

Ketika tiba di pemberhentian bus paling dekat dengan stasiun Lempuyangan, kami memutuskan untuk jalan kaki. Aku pikir, karena mbak penjaga busnya bilang dekat, maka lebih baik jalan kaki. Saat itu kebetulan banget ada juga sepasang suami istri yang mau ke stasiun Lempuyangan juga, tapi mereka kesana dengan naik becak. Mataku mengawasi becak yang mereka tumpangi untuk menunjukkan mana arah yang harus kami tempuh.

Ditengah perjalanan, untuk memastikan arahnya kami bertanya dengan seorang mbak yang kebetulan lewat, dia bilang kalau kami harus jalan lurus terus belok ke kanan pas pertigaan. Kami mengikuti kata mbak itu (lupa kenalan) dan akhirnya tibalah kami di stasiun Lempuyangan skitar pukul 08.10 WIB.

Saat itu kondisi badanku emang lagi gak baik siy, aku kena flu. Meleeeeer banget dah. Aku dan Ria menunggu kereta yang akan aku tumpangi  sekitar 1,5 jam. Dalam waktu itu gak banyak obrolan aku dan Ria. Aku rasa, ya seperti inilah keadaan yang namanya perpisahan. Gak pernah bisa ngomong seleluas ketika pertama kali bertemu. Mungkin karena kepalaku sibuk flashback masa-masa yang udah aku habiskan di Jogja kali ya. Atau mungkin juga karena sebenarnya aku gak pengen balik ke Jakarta. Pengennya hidup di tempat yang bisa buat aku tidur dengan nyenyak. Entahlah...

Waktu menunjukkan sekitar pukul 09.30 WIB saat kereta api itu datang. Itu artinya saat itulah aku harus berpisah dengan Ria dan Jogja dengan membawa berjuta kenangan indah. Pertemuan yang gak perlu ada penyesalan dan pengalaman yang luar biasa.

Aku masuk ke dalam stasiun setelah pamitan dengan Ria. Ada siy sedikit rasa kosong waktu pegi tapi lagi-lagi gak perlu ada penyesalan. Aku duduk dibangku ku dan berinisiatif untuk selca di dalam kereta dan mengirimkannya ke Ria. Ria pun membalas selca ku dengan selca juga di dalam bus Trans Jakarta. Hahahaa lucu.. Sampai jumpa kembali Ria dan Jogja.


  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

0 comments: