Ada hal yang belum pernah aku lakukan saat IWC 2. Hal itu
adalah melihat sunrise dari Bukit Bayi. Awalnya aku tidak tertarik sama sekali
untuk melihatnya, tetapi aku bingung mau melakukan apa setelah sahur bersama.
Jika tidur lagi, kemungkinan akan kerasa cepet haus ketika bangun nanti. Jadilah
di suatu pagi aku ikut bersama Dina dan teman-teman yang lain untuk jalan-jalan
dan melihat sunrise dari Bukit Bayi.
Sambil menunggu matahari terbit, Dina dan beberapa anak
Nganget mengambil batu kapur dan menulis-nulis di aspal. Aku pun tak mau
ketinggalan kegiatan mengasyikkan itu. Aku segera mengambil batu kapur dan
menulis bahkan aku menggambar kotak-kotak di aspal. Aku tidak ingat berapa kali
aku melihat sunrise di Nganget, tetapi banyak hal yang tidak kalah menyenangkannya saat
pagi hari.
Ada empat waktu pagi yang paling aku ingat. Pertama saat
melihat sunrise bersama Dina, Ria Afif dan anak-anak Nganget lainnya. Kenapa aku
ingat? Karena kita berfoto-foto saat itu. Kedua adalah saat ingin melihat
sunrise, terus Affan dan beberapa teman lainnya datang menyusul kemudian kami
semua berjalan mendaki gunung turuni lembah, menyeberang kali kecil juga dan
seingatku ada momen Tiwi jatuh terpeleset. Ketiga adalah saat aku sendirian
yang bangun dan pengen keliling desa, Dwi datang menghampiriku dan mengajak
jalan-jalan ke belakang Nganget. Sebenarnya agak khawatir juga karena Dwi
bilang dia juga belum pernah melewati jalan itu. Aku bisa melihat seluruh desa
dari Bukit berkapur di belakang desa, yang kemudian aku datangi lagi saat akan
melakukan games campers. Pagi yang tidak bisa aku lupakan adalah saat
berpamitan dengan seluruh warga Nganget dan Panti.
0 comments:
Post a Comment