Tahajud berasal dari kata
al-hujud yang berarti bangun dari shalat tidur. Jadi, kita melakukan shalat
tahajud itu ketika kita bangun tidur ketika malam hari.
Kenapa turun perintah
menunaikan shalat tahajud?
Sayid Quthub dalam
tafsifnya Fi Dzilal Al-Wuran. Suatu ketika Rasulullah SAW menerima informasi
bahwa pembesar suku Quraisy telah berkumpul di balai pertemuan (Darun Nadwah)
untuk mengatur sebuah rencana untuk menentang dan mematahkan dakwah Nabi.
Ketika itu beliau berdiam dii lalu menarik baju luarnya rapar ke badannya
sambil merebahkan diri. Dan pada saat itulah malaikat Jibril datang membawa
wahyu yaitu surah Al-Muzzamil ayah 1-19, kemudian disusul dengan turunnya ayat
ke dua puluh.
Keutamaan Shalat Tahajud
“Dari Abu Huraira r.a
erkata, Rasulullah SAW bersabda yang paling utama setelah Ramadhan adalah puasa
bulan Muharram, dan shalat yang paling utama setelah shalat fardhu adalah
sahalat malam.” (H.R. Muslim)
Tidak banyak orang yang
mampu setiap harinya melakukan shalat Tahajud dikarenakan susahnya banngun
ketika malam hari, apalagi sudah tertidur. Ada beberapa hal yang harus
dilakukan agar mudah bangun di malam hari, yaitu:
1.
Tidak banyak
makan sebelum tidur
Dari
Anas bin Malik berkata, sesungguhnya Rasulullah SAW bersabda, “jangan memberatkan
diri kalian sendiri, hingga kalian jadi terbebani, karena sesungguhnya
terdahulu terdapat kaum yang berlebihan, hingga akhirnya Allah SWT memberi
beban yang berat pada mereka” (H.R. Abu Dawud)
Hendaknya
dipilih makanan yang mudah dicerna, bukan yang lama proses pencernaannya.
Sebab, ketika berada di dalam lambung yang lama akan membuat darah berkumpul di
sekitar lambung hingga akhirnya menyebabkan malas dan ngantuk.
2.
Tidak membuat
diri lelah di siang hari dengan pekerjaan dunia
Dari Abu
Huraira r.a. berkata, Rasulullah SAW bersabda, “Sesungguhnya Allah SWT sangat
membenci orang yang bekerja terlalu berat, orang yang banyak makan, orang yang
sering membuat kegaduhan di pasar, bangkai pada malam hari, keledai pada siang
hari, dan orang yang menguasai urusan dunia tetapi tidak mengenal akhirat (H.R.
Ibu Hiban, dan Al-Baihaqi)
3.
Tidur tidak
terlalu lama di siang hari
Sahabat
Ibnu Abbas berpendapat bahwasanya terdapat tiga macam sifat tidur. Pertama
tidur pagi yaitu tidurnya orang pembohong, kedua tidur sebentar di siang hari
yaitu tidurnya orang yang berbudi peketi, dan terakhir adalah tidur di sore
hari, ini adalah tidurnya orang bodoh.
4.
Tidak melihat
hal-hal yang mengharamkan
5.
Pada malam
hari tidak berbohong, mengadu domba dan bercana
1.
Tidur dalam
keadaan suci
Al Bara’
‘bin ‘Azib berkata, Rasulullah berkata kepadaku, “ Jika kamu hendak tidur maka
berwudhulah sebagaimana wudhu ketika hendak shalat, kemudian tidurlah di atas
pinggulmu yang kanan.” (H.R. Ibnu Khuzaimah)
2.
Taubat
sebelum tidur
Karena
kita tidak tahu kapan ajal akan datang, bisa jadi ketika kita sedang tertidur
lelap.
3.
Sucikan hati
a.
Menjaga hati
dari gila dunia
b.
Tidak sering
berangan-angan
c.
Banyak
mempelajari fadhilah shalat malam dari ayat Al-Qiran dan hadist-hadist.
d.
Cinta kepada
Allag SWT dan iman yang kuat
4.
Tunaikan
Amanat
Lebih
baik disampaikan dulu amanat/wasiat tersebut, baru kemudian tidur. Karena
menurut hadist sahih riwayat imam Muslim, wasiat tersebut hukumnya menjadi
wajib baginya.
Tidak membuat
tempat tidur yang bermewah-mewah
Rasulullah
SAW bersabda, “ berbaring di atasnya (tempat tidur yang mewah) dapat mencegah
shalat malam.” (H.R. As-Suyuthi)
2.
Tidur
menghadap ke arah kiblat, diatas pinggul sebelah kanan dan berdoa
Lafadz
doanya:
“SUBHANAKA
ALLAHUMMA RABBI BIKA WADLA’TU JANBII WA BIKA ARFA’UHU IN AMSAKTU NAFSII FAGHFIR
LII LAHAA WA IN ARSALTUHAA FAHFADZHAA BIMAA TAHFADZU BIHI ‘IBAADAKAS SHALIHIN”
“Mahasuci
Engkau ya Allah ya Tuhanku, dengan kuasa-Mu aku meletakkan pinggangku, dan
dengan kuasa-Mu aku akan mengangkat kembali. Jika ruhku menahanku (lelap) maka
ampunillah ia, dan jika ia membebaskanku (bangun) maka jagalah ia, sebagaimana
Engkau menjaga jiwa orang-orang Shaleh.” ( H.R. Muslim)
Dari ‘Aisyah r.a. sesungguhnya Nabi SAW setiap
malam ketika hendak tidur, beliau mengumpulkan kedua telapak tangannya kemudian
meniupkan pada keduanya dan sebelumnya membaca surah Al-Ikhlas, Al-Falaq, dan
surah An-Naas, kemudian membasuh kedua tangannya ke tubuhnya, beliau memulai
dari kepala dan wajahnya dan sisa anggota tubuh yang lain, dan itu beliau lakukan
sebanyak tiga kali. (H.R. Abu Dawud).
3.
Tidak tidur
sebelum shalat Isya’ dikerjakan.
Dari
Sayyar bin Salamah Abu Al-Minhal berkata, aku mendengar Abu Barzah berkata,
Rasulullah SAW mengakhirkan Isyanya hingga sepertiga malam, dan beliau juga
tidak menyukai tidur sebelum shalat Isya, dan belliau juga tidak menyukai
perbincangan yang tidak perllu setelah shalatIsya.” (H.R. Muslim)
4.
Tidak tidur
tengkurap
5.
Mengucapkan
Dzikir-Dzikir sbelum tidur
Adapun
Dziki-Dzikir tersebut, yaitu membaca tasbih (Subhanallah) 33x, membaca hamdalah
(Al-Hamdulillah) 33x. Membaca takbir (Allahu Akbar) 34x, membaca awal surah
Al-Baqarah hingga ayat kelima, membaca ayat Al-Kursi, atau akhir surah
Al-Baqarah ayat 284-286.
Di intisarikan dari buku
“Mukzizat Tahajud dan Subuh” yang
ditulis oleh Yusni A. Ghazali pada tahun 2010 dan diterbitkan oleh penerbit
Grafindo Khazanah Ilmu, Jakarta Selatan.
0 comments:
Post a Comment